Curahan Hati Penderita Anxiety Disorder dan GERD (Gangguan Kecemasan)

Anxiety Disorder dan Gerd

Hai teman-teman, apa kabar? Sudahkah kalian bersyukur hari ini? Kalau belum, yuk bareng-bareng dulu deh ucap syukur supaya hidup semakin tentram dan damai.

Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang bagaimana pengalaman pertama saya mengalami Anxiety Disorder dan GERD, bisa dibilang ini menjadi pengalaman terburuk dan tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidupku.

Tapi kalau dipikir-pikir sih ada baiknya juga orang yang mengalami anxiety disorder, karena kalau menurut saya ini adalah cara Allah SWT untuk menghukum dan menyadarkan umatnya untuk menghindari hal-hal buruk yang selama ini dilakukan.

Kalau boleh saya katakan mungkin penyakit seperti ini hanya orang-orang terpilih saja yang bisa merasakan, karena senakal-nakalnya dirimu, seburuk apapun perbuatanmu, kalau sudah mengalami Anxiety disorder maka kau akan menangis dan memohon ampunan kepada Sang Pencipta. Pokoknya auto tobat dah.

Baiklah teman-teman ngga perlu panjang lebar lagi, karena disini saya akan berbagi pengalaman tentang awal mula saya mengalami Anxiety Disorder dan Gerd. Jadi silahkan simak dengan baik-baik curahan hati saya berikut ini:

Anxiety Disorder dan GerdPixabay.com

Dulu saya adalah orang yang memiliki gaya hidup dan prilaku yang sangat buruk, mulai dari kencanduan alkohol, suka begadang hingga kecanduan obat-obatan terlarang. Hampir tiap malam saya mabuk berat, bahkan hampir semua prilaku dan gaya hidup yang buruk ada pada diri saya.

Singkat cerita...

Suatu hari ditempat saya sedang akan berlangsung konser musik. Seperti biasa, namanya anak muda rasanya nggak cocok kalau harus nonton konser dalam keadaan sehat (alias nggak mabok).

Beberapa jam sebelum konser dimulai, saya dan teman-teman memutuskan untuk mengonsumsi alkohol terlebih dahulu. Seperti biasa, duduk melingkar gelas berputar, sampai akhirnya minumannya habis.

Karena saya nggak punya banyak uang untuk menambah alkoholnya, akhirnya saya memutuskan untuk langsung menuju ketempat konser saja.

Setibanya ditempat tujuan, saya langsung menikmati konsernya. Namun setelah beberapa saat berada ditempat tersebut, saya merasa kurang hepi karena memang saat itu kondisinya masih setengah mabok atau masih kurang efek alkoholnya.

Setelah itu saya langsung berbisik kesalah satu teman saya, kira-kira percakapan seperti berikut:

Saya: eh bro, gue ngerasa kurang hepi nih?
Dia: emangnya kenapa bro?
Saya: gue ngerasa efek alkoholnya masih kurang nih.
Dia: sama, gue juga gitu bro. Btw, lu mau ngga beli obat?
Saya: emang lu punya? Masalahnya duit gue kurang nih kayaknya.
Dia: santai aja bro, gue banyak kenal sama agennya. Klo urusan duit mah gampang, kita patungan aja.
Saya: siplah, coba lu cari sekarang.

Berangkatlah dia untuk mencari barangnya. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya dia datang dan memberikan saya beberapa paket pil yang berjenis koplo. Tanpa basa-basi langsung saja ku ambil sepaket lalu ku minum dengan air kemasan.

Lanjutlah saya menonton konser sambil mengamati reaksi pil tersebut. Itulah rasanya kalau habis konsumsi pil, makin lama makin enak, pikiran bebas dan terasa melayang-layang di udara.

Saya benar-benar menikmati konser tersebut setelah konsumsi pil. Rasanya enak banget lah pokoknya sambil menikmati irama musik yang seakan-akan membuatku terasa melayang. Serta halusinasi yang seperti kenyataan.

Ketika sudah berada di puncak kenyamanan. Tiba-tiba perasaan saya menjadi tidak enak. Hal-hal yang awalnya ku nikmati berubah menjadi ketakutan. Alunan irama musik yang semula bikin tenang berubah menjadi suara yang sangat aneh dan menakutkan. Halusinasi yang begitu indah berubah menjadi halusinasi yang menyeramkan.

Seketika itu saya langsung panik karena sudah takut melihat banyak orang. Sangking paniknya saya langsung mengajak teman saya untuk pulang. Dan untungnya teman saya mau mengantarku pulang.

Sesampainya dirumah saya mencoba menenangkan pikiran dengan mensruput segelas kopi. Disitu saya merasa agak nyaman. Namun setelah menikmati secangkir kopi tersebut perasaan aneh dan ketakutan itu kembali datang menghantui.

Awalnya saya cuekin aja, karena saya berpikir kalau ini adalah reaksi atau efek dari pil yang ku minum tadi. Dan saya memutuskan untuk tidur karena waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.30 malam.

Setibanya dikamar saya berusaha untuk memejamkan mata dan fokus menenangkan pikiran. Namun tak berselang lama rasa ketakutan tersebut semakin kuat dan semakin membuatku panik. Disitu saya terus berusaha untuk menepis rasa ketakutan tersebut dan terus berusaha untuk melawannya.

Semakin larut malam, rasa takut itu bukannya menghilang tapi malah semakin kuat. Tapi saya tetap terus berusaha untuk melawannya dengan mengalihkan pikiran saya ke hal-hal yang menyenangkan.

Tepat pukul 01.30 dinihari, disinilah puncak ketakutan itu terjadi, saya sudah tidak kuat lagi untuk melawannya. Karena saat itu sudah mulai banyak sekali suara bisikan yang terdengar sangat jelas ditelinga, bahkan saya melihat banyak sekali bayangan hitam dan putih yang bergantian melayang didepan mataku.

Disitu saya sudah benar-benar berada dipuncak panik, bahkan seluruh tubuhku terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Ditambah lagi dengan sensasi tidak bisa bernapas serta keringat yang mengalir begitu deras. Pokoknya saya mengira kalau malam itu sudah menjadi akhir hayatku (Sakaratul maut ku), yang ada didalam pikiranku saat itu cuma kematian, bahkan saya sudah sempatkan baca syahadat dan Innalillahi. Ngeri deh sobat.

Singkat cerita...

Keesokan harinya setelah peristiwa mengerikan itu terjadi, kehidupaku menjadi berubah drastis. Saya menjadi pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktu dikamar. Lebih parahnya lagi saya terus menerus dihantui oleh peristiwa mengerikan tersebut.

Hari-hari saya lalui dengan penuh rasa kecemasan serta ketakutan yang berlebihan. Saya juga masih bingung dan belum tau apa sebenarnya yang terjadi pada diri saya. Kenapa akhir-akhir saya suka cemas, suka takut dan ini yang paling buruk sih susah tidur alias insomnia.

Awalnya saya menganggap kecemasan dan ketakutan ini bakal hilang esok atau lusa. Tapi kenyataannya salah. Setelah jalan sebulan bukannya sembuh tapi malah semakin parah. Dalam hati berpikir apa sih sebenarnya yang terjadi pada diriku ini, kenapa aku masih saja dihantui oleh peristiwa itu, dan ini sangat tidak mengenakkan karena sudah menghambat segala aktifitasku.

Bulan kedua setelah peristiwa itu terjadi. Kondisiku semakin memprihatinkan, saya benar-benar terpuruk, bahkan sesakali muncul niat untuk bunuh diri, karena saya merasa kalau hidupku tidak ada artinya lagi dan akan terus menerus seperti ini.

Kecemesan dan ketakutanku semakin menjadi-jadi saja. Apalagi tidak ada seorang pun yang mengerti dengan kondisiku. Semua orang cuek terhadapku, tak ada satupun yang peduli. Bahkan tatapan orang lain seakan-akan terlihat seperti menilaiku. Aku benar-benar hancur saat itu.

Saya menjalani hari-hari dengan penuh kesedihan perasaan tertekan, batin tersiksa, saya cuma bisa berdoa semoga kecemasan dan rasa takut ini segera pergi

Memasuki bulan ketiga. Kondisiku masih saja memprihatinkan, bahkan sudah banyak sekali gejala-gejala fisik yang timbul. Mulai dari sakit perut kanan dan kiri, Mulut kering, dada nyeri dan panas, ulu hati sakit, kembung, begah dan lain-lain. Keluhan fisik itulah yang membuat kecemasanku semakin parah.

Ketika keluhan fisik itu timbul, saya langsung mencoba searching tentang penyakit di google. Apa yang terjadi setelah itu? Yang ada saya malah jadi tambah parno. Akibat sering cari tahu tentang penyakit di google saya mulai mengkhawatirkan hal-hal yang sebelumnya tidak ada dalam pikiranku, saya mulai dihantui oleh ketakutan akan penyakit berat. Takut penyakit kanker, usus buntu, ginjal, liver, paru-paru dan lain-lain. Pokoknya parno terus setiap hari.

Bulan keempat dan kelima kondisiku masih tetap tidak ada perubahan. Kecemasan dan ketakutan yang berlebih masih terus membayangiku. Tapi karena saya sudah merasa bosan dengan semuanya, akhirnya saya memilih untuk besikap bodoh amat.

Setelah menerapkan prinsif bodoh amat, kondisiku perlahan mulai membaik, meskipun kadang kecemasanku masih sering mengalahkan sikap bodoh amatku. Tapi setidaknya saya sudah bisa mengontrol semua rasa cemas dan takut yang selama ini aku rasakan.

Memasuki bulan keenam, kondisiku sudah semakin membaik, karena saya sudah menemukan banyak motivasi dari mantan penderita anxiety disorder.

Saya belajar banyak hal tentang cara menghilangkan perasaan cemas melalui Youtube, Google dan Forum Grup Sosial Media. Karena memang apa yang aku rasakan selama ini hanyalah tipu daya pikiran. Bodoh amat lah.

Sekarang sudah setahun berlalu dan bisa dikatakan kecemasanku sudah hilang 85%, hanya saja sensasi fisik terutama perut masih suka kambuh, jadinya anxiety nya belum hilang 100%.


Sekiranya sampai disitu dulu ya teman curhatannya. Kalau mau diceritain semuanya bisa pegal nih tangan buat ngetik. Ini aja masih setengahnya, tapi rasanya udah panjang banget. Jadi intinya selama ini saya hanya diperbudak oleh pikiran sendiri. Hehehehe

Semoga cerita diatas bisa menginspirasi kalian semua. Buat yang belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebaiknya mulai sekarang perbaik gaya hidupnya biar nggak bernasib seperti saya.

Sekian dulu ya. Wassalam.